Sebuah Sikap

blogger templates


Sayidah Aisyah ra. berkata, "Abu Bakar menemui Rasulullah saw. di biliknya saat beliau berbaring dengan santai. Setelah selesai menyampaikan keperluannya, ia keluar. Kemudian Umar datang, usai menyampaikan keperluannya, ia pun keluar. Disusul kemudian Ali yang datang. Setelah menyampaikan keperluannya maka ia pun segera keluar. Benkutnya, Utsman yang datang. Demi melihat Utsman yang datang, Rasulullah saw. buru-buru bangkit dan duduk. Aisyah pun keheranan dan bertanya kepada beliau, 'Mengapa Anda melakukan hal ini hanya pada seseorang?' Rasulullah saw. menja-wab, 'Utsman seorang pemalu. Kerananya saya khawa-tir bila ia masuk sedangkan saya dalam keadaan seperti sebelumnya, ia tidak mau mengutarakan keperluannya kepadaku.'"

Mirip dengan kisah tersebut adalah apa yang diceri-takan oleh sebagian hadits. Rasulullah saw. memberi izin masuk untuk beberapa orang, yang terakhir adalah Abu Sufyan bin Harb. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, Anda telah memberi izin kepada beberapa orang sebelumku hingga saya mengira bahwa batu Khandaq pun mendapat izin sebelumku." Rasulullah saw. menjawab, "Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya."

"Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya," kalimat mi tidak saja mengisyaratkan kedudukannya, tetapi kalimat ini terlontar kerana posisi yang sulit. Kata-kata Abu Sufyan "Hingga saya mengira bahwa batu Khandaq pun mendapat lzin sebelumku" merupakan gambaran jelas tentang ketegangan dan emosinya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada ung-kapan yang meredakan emosi itu. Muhammad saw. memahami betul hal ini dan wajah Abu,Sufyan. Kerananya beliau menyikapi dengan kata-katayang sebaik mungkin dan perasaan selembut mungkin. Ucapan Nabi "Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya" dapat mengubah hati Abu Sufyan dari satu kondisi kepada kondisi yang lam; yang tadinya marah kini rela, yang tadinya tegang kini tenang. Meski-pun sebenarnya, apa pun yang dikatakan Rasulullah saw. Abu Sufyan siap menerimanya.

Cara berinteraksi dengan orang yang memiliki kedu-dukan istimewa memang bukan perkara gampang. Bukanlah sesuatu yang mudah ketika Anda menjumpai seseorang yang sedang dalam keadaan emosi memuncak, Anda melihat hal ini secara jelas di wajahnya lalu dalam waktu sekejap harus mampu meredakan emosinya. Rasulullah saw. memahami kondisi jiwa anggota jamaah dan sahabat-sahabatnya. Beliau memahami detail perilaku mereka; mengetahui apa yang membuat seseorang di antara mereka marah dan apa yang mem-buatnya suka; mengetahui juga apa yang merangsang emosi seseorang di antara mereka dan apa pula yang dapat menenangkannya. Beliau mempergauli setiap mereka dengan cara yang pas, sehingga rasa cinta mudah tertanam dan ketaatan pun segera dapat diwujudkan. Tidak seorang pun yang lari darinya. Inilah puncak kelihaian siasat interaksi dengan orang lama. "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Ali Imran: 159)