Kisah Cinta Antasari Azhar dengan Anak Jenderal

blogger templates


dokumentasi okezone.com 
JAKARTA - Perempuan itu nyaris tidak pernah absen membesuk suaminya yang sedang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang, Banten. Sejak dipindahkan ke Lapas Tangerang, 4 Januari 2011 silam, perempuan berusia 58 tahun ini saban hari hanya bisa membawakan pria dua tahun lebih tua darinya itu bekal masakan yang cukup dimakan untuk sehari, tidak lebih.

"Apapun lauknya dia mau, tapi harus ada sambal mentah," ujar dia kepada Okezone, di kediamannya di Les Belles Maisons, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Sabtu (20/4/2013).

Dia adalah Ida Laksmawati, istri mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar. Sebenarnya, Ida sudah rutin menunaikan kewajibannya itu sejak Antasari Azhar ditahan di Kepolisian Daerah Metro Jaya, 4 Mei 2009, gara-gara dituduh membunuh Direktur PT Putra Rajawali banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Ida mengatakan setiap hari dalam sepekan nyaris mengantarkan sendiri bekal masakan bagi suaminya ke Lapas Tangerang. "Iya, saya sendiri dari Senin sampai Sabtu. Kalau Minggu, kadang dia diantar makanan sama adiknya. Jadi bisa gantian," tutur dia menjelaskan.

Perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur, 20 Februari 1955 ini sudah menjadi istri Antasari Azhar selama lebih dari 30 tahun. Dia mengenal Antasari pertama kali di Palembang, Sumatera Selatan, dengan cara yang tidak lazim. Ayah Ida, mendiang Letnan Jenderal harun Suwardi yang ketika itu menjadi Pangdam Sri Wijaya, pernah menahan Antasari karena dianggap membayakan rezim orde baru Soeharto. Ketika itu, Antasari menjadi Ketua Senat mahasiswa Universitas Sriwijaya yang dinilai terlalu vokal mengkritis kebijakan Soeharto.

"Antasari dulu ditahan sama Bapak saya. Dulu, dia aktivis di Palembang, sedangkan bapak saya Pangdam Sriwijaya. Zaman Soeharto, aktivis itu konotasinya berat, dan Antasari pernah ditahan bapak saya," beber Ida mengenang.

Dari sinilah, Asmara antara Ida dan Antasari bertumbuh dan berlanjut hingga ke pelaminan. Antasari menikahi Ida, pada 1983, setelah sempat dibikin panas-dingin oleh ayahnya ketika hendak melamar.

"Bapak saya ngetes suruh Antasari melamar di kantor. Tapi, Antasari dicuekin, bapak saya malah sibuk tanda tangan surat-surat. Akhirnya bapak saya bilang, ada apa? Akhirnya, Antarasari Azhar mengutarakan niatnya. Bapak saya bilang, oke," tutur Ida seraya menambahkan wajah ketakutan Antasari Azhar ketika itu.

Ida menggambarkan Antasari Azhar sosok keras, kutu buku, dan sebagai suami hampir tidak pernah menunjukkan sikap romantis. Menurut Ida, sekali Antasari mengambil sikap, dia pantang mengubah.

"Keras. Dia di rumah pun, dia kalau ngomong A ya A. Dia bukan tipe orang yang romantis. Sebenarnya dia tidak cocok jadi salah satu pimpinan. Dia lebih cocok jadi dosen seperti bapaknya," terang Ida.