“Pentingnya Sanad dari Penyampai Ilmu yang Sampai kepada Penulis Kitab”
Sebelum menulis, mengajar, menukil dan menyampaikan isi kitab tertentu
terutama kitab hadits, hal yang sangat penting adalah memiliki sanad
(ketersambungan) dari gurunya yang sampai kepada penulis kitab tersebut.
Ini adalah sesuai dengan pendapat Imam Ibnu Khair al-Isybili
al-Qurthubiy (w. 575 H) dan telah disepakati pula oleh Imam al-Hafidz
Zainuddin al-‘Iraqi (w. 806 H) dalam kitabnya yang berjudul “Taqrib
al-Asanid” atau dalam kitab “Tadrib ar-Rawi” karya Imam as-Suyuthiy.
Dikatakan sangat penting karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Karena ditakutkan kita akan berbohong atas nama Rasulullah Saw. dan para ulama.
2. Karena ilmu itu bukan di buku, tetapi di dalam dada. Dari dada, melalui dada, hingga ke dada yang lain.
العلم في الصدور وليس في السطور
“Ilmu itu di dalam dada, bukan pada baris-baris tulisan”
3. Agar mendapatkan kepemahaman yang benar atas apa tujuan dan maksud
dari penulis yang hendak sampaikan melalui kitab tersebut sampai kepada
kita.
4. Agar kita terhindar dari memahami dzahir an-nash
(hanya memahami dari segi tekstual), sehingga seringkali bertentangan
dengan tujuan asal penulis yang akhirnya menggunakannya bukan pada
tempatnya.
5. Agar terjaganya pancaran cahaya ilmu hingga
Rasulullah Saw. yang merupakan satu keistimewaan bagi umat Rasulullah
Saw. Berdibandinkan dengan umat terdahulu.
Dalam menyampaikan
isi kandungan kitab-kitab ulama pun perlu kepada sanad, lalu apalagi
yang disampaikan adalah al-Quran dan hadits Nabi Saw. Jadi tidak bisa
sembarangan koar-koar ayat demi ayat, hadits demi hadits, namun ketika
ditanya sanad keilmuan dirinya tidak ada. Sadarkah kita semua?
Solusi yang paling tepat adalah, mau untuk mondok atau dipondokkan atau
memondokkan ke pesantren-pesantren yang guru-gurunya jelas secara
ke-sanad-an dari diri beliau-beliau hingga Rasulullah Saw. semisal; PP.
Lirboyo, PP. Al-Falah Ploso, PP. Langitan, PP. Tebuireng, PP. Al-Hikmah
Benda, PP. Dalwa dan pesantren lainnya. Silakan konsultasikan ke ulama
setempat sebelum masuk ke pesantren tertentu.