Abdulloh
Bin Mubarok berkata: “ Pada suatu tahun selesai aku melaksanakan haji
aku tidur di masjidil harom dan aku bermimpi turun 2 malaikat ngobrol, salah
satu malaikat tersebut bertanya “ berapa yang haji tahun ini? Di jawab oleh
malaikat satunya lagi, Ada
600.000 orang , berapa yang di terima? Semuanya tidak ada yang di terima
kecuali satu orang yang bernama MUWAFIK tukang sol di Dimsik, dia tidak
berangkat haji tapi hajinya di terima oleh Allah,
kemudian aku
terbangun dan aku segera sholat dan berangkat ke Dimsik untuk menanyakan orang
yang bernama MUWAFIK, kemudian aku bertemu dengan dia, dan aku bicarakan
kepadanya tentang mimpiku dan aku bertanya apa amal yang telah kau lakukan
sehingga kau mendapat derajat yang tinggi, kemudian dia berkata: “ Aku niat
berangkat haji dan aku punya uang 300 dirham,pada suatu saat ada harum makanan
dari tetanggaku dan istriku sedang hamil,istriku menyuruhku untuk minta sedikit
saja makanan tersebut , kemudian aku pergi ke rumah tetanggaku,keluarlah
nenek-nenek dan berkata “aku dan anak-anakku sudah 3 hari belum makan apa-apa,
aku menemukan di depan rumahku ada bangke himar,kemudian aku memasaknya, bangke
ini halal buatku dan haram buatmu” kemudian aku bergegas pulang dan mengambil
uang 300 dirham yang akan aku pake haji kemudian aku berikan kepadanya dan aku
berkata kepada diriku: اِنَّ الْحَجَّ
فىِ بَابِ دَارِىْ sesungguhnya hajiku ada di depan rumahku
(Sumber: Kitab
Irsyadul ‘Ibad Hal: 96-97)