Jangan Memaksa Allah
Terkadang kita berada dalam suatu pusaran keraguan tentang keadaan-keadaan spiritual kita. kita bahkan seringkali menuntut penerimaan yang sebetulnya berada dalam kuasa dan penuh Tuhan. Kita seakan-akan menjadi seorang salik yang kaya akan tuntutan dan merasa bahwa tuntutan kita, keinginan kita, itu adalah Tuhan sebab kita seringkali merasa bisa untuk memaksa Tuhan. Padahal apabila kita sepakat dengan Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka seharusnya kita menjadi hamba yang mampu melihat dan menghargai takdir Allah. Bagaimana tidak. Tiada Tuhan selain Allah, berarti tiada yang Maha berkuasa kecuali Dia, Allahmu, Allahku, Allah kita.
Allah telah mengikrarkan bahwa Dia adalah Sang Maha Penguasa. sedangkan kita adalah makhluk yang berada dalam Kuasa-Nya. Tidakkah kita memahami tentang "kuasa" ini sebagai suatu penyerahan diri ? ataukah kita, dengan ibadah-ibadah kita, dengan cara berdoa kita, berusaha hendak mengatakan, bahwa kita menjadikan penyerahan diri itu dalam ruang lingkup sikap-sikap memaksa ? Adakah seseorang dikatakan menyerahkan diri sepenuhnya, masih memiliki syarat untuk meminta sesuatu ?
kita bisa belajar dari kisah Musa yang pernah mencoba untuk "memaksa" Allah agar menampakkan Dzat-Nya Yang Maha Agung. Tidakkah kalian mengerti apa yang terjadi ? Allah dengan Segala Keagungan-Nya dengan penuh cinta berfirman kepada Musa bahwa hal itu adalah tidak mungkin. bagaimana seorang makhluk dapat memaksa Khalik ? dan Allah pun dengan penuh cinta mengingatkan Musa dengan kejadian luar biasa. "Wahai Musa, lihatlah bukit itu. apabila Bukit itu masih berada dalam keadaannya yang semula, berarti engkau dapat melihatKu ? Ternyata bukit itu hancur lebur, Musa pun pingsan, dan ia bersimpuh, bertasbih memuji keagunga-Nya
Aku di sini hanya ingin menegaskan bahwa penyerahan itu adalah sebuah makna tentang kemakhlukan kita atau sebuah makna simbolik tentang bagaimana penerimaan itu sebenarnya. tidak ada jalan sedikitpun bagi kita untuk memaksa Allah, bahkan dengan cara ibadah kita yang paling "ekstrim" sekalipun. Apabila pemaksaan itu dapat kita lakukan, tentu malaikat atau para nabilah yang pertama dapat membuktikannya. Tiadakah kita masih meragukan kualitas spiritual mereka? namun pernahkah kita sampai detik ini mendengar, ada malaikat atau ada nabi yang memaksa Allah ? ???