Mengelola Event Organizer
Sebelum siapapun membaca tulisan berikut ini, harap dipahami ya
bahwa yang Anda baca adalah bentuknya berita dan bukan saya, ika maya susanti
yang menulis blog ini sebagai pemilik EO-nya. Yang memiliki usaha EO adalah
Silvia Hilda orang yang saya wawancarai. Terimakasih sudah mengunjungi blog ini
dan semoga tulisan berikut ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Yang
Dijual Adalah Kreatifitas
Jika
Anda ingin memiliki side job atau pekerjaan sampingan bahkan bisa menghasilkan
pemasukan yang lumayan dan bisa dikerjakan di rumah, coba saja berkenalan
dengan sebuah usaha yang biasa disebut dengan event organizer atau EO.
Dari
namanya saja sudah bisa ditebak, usaha ini memang memanajeri penyelenggaraan
sebuah even. Dan jika Anda memiliki banyak relasi atau kenalan, suka kegiatan
yang banyak berhubungan dengan orang, serta sering memiliki ide-ide kreatif,
mungkin Anda salah satunya orang yang berbakat untuk mengelelola sebuah EO.
Di
Kepulauan Riau atau khususnya di Batam ini, EO baru pun makin banyak yang bermunculan
dari hari ke hari. Apalagi, peluang di bidang ini begitu menjanjikan serta
banyak pula yang membutuhkan jasanya.
“Saya
rasa masih banyak peluangnya. Apalagi dengan adanya SEZ serta daerah kita yang
menjadi gerbang pariwisata. Belum lagi masyarakat Batam ini juga tergolong
konsumtif,” ujar Silvia Hilda, pemilik Silhouette Models Agency yang kini juga
menggarap event organizer.
Meski
masih banyakpeluang, tepat saja, untuk bisa memiliki dan mengelola EO yang
dapat dipercaya terus menerus oleh klien, tentu saja ada beberapa hal yang
perlu dimiliki. Dan yang utama menurut Silvi adalah kreatifitas, itulah bahan
jualan dari EO.
Misalnya
jika dipercaya oleh sebuah klien untuk mempromosikan produknya, maka sebuah EO
harus memikirkan bagaimana mengemas acara sesuai dengan permintaan klien.
Selain itu, pikirkan juga bagaimana selera pengunjung yang akan menjadi calon
konsumen.
Sebuah EO juga harus berani mengajukan sebuah ide baru yang
kreatif dan berbeda. Jika itu bisa diterima oleh klien serta sukses, tentunya
kemungkinan besar EO ini pun akan dipercaya untuk memegang even-even berikutnya
dan bahkan even dari klien baru lainnya. (ika)
Perlunya
Memiliki Database
Dalam
mengelola EO, memiliki database itu bisa berarti penting maknanya. Dan itulah
yangditerapkan oleh Silvi dlam mengelola EO-nya. “Setidaknya kalau saya perlu
memiliki database daftar peserta, sponsor, dan klien itu sendiri,” ujarnya.
Silvi
memisalkan, seringnya pihak klien yang mendadak menghubunginya, maka database
inilah yang menjadi andalannya. “Misalnya kalau mau mengadakan acara lomba.
Terus kita baru beberapa hari saja diminta. Maka peserta dari lomba yang
dulu-dulu itu yang kita hubungi. Bayangkan kalau mendadak begitu, kapan kita
sempat membuka pendaftaran,” ujarnya.
Hal
itu menurut Silvi bisa terjadi kesibukan dari klien sendiri praacara
berlangsung. Sehingga jika nantinya Anda berkecimpung di dunia EO, jangan kaget
jika tiba-tiba Anda diminta untuk membuat sebuah acara dan diminta untuk
mengemasnya dalam tempo waktu hitungan hari saja.
Demikian
juga pentingnya database sponsor. Terkadang pihak pemakai jasa EO juga telah
memiliki sponsor-sponsor tertentu. Tapi tidak menutup kemungkinan, acara bisa
makin sukses dengan kehadiran sponsor tambahan. Jika ini dimiliki, akan menjadi
nilai plus bagi EO itu sendiri. (ika)
Bekerja
Tim dengan Para Model
Tahun
2000, Silvia Hilda mendirikan sebuah agency model yang kemudian diberinya nama,
Silhouette Models. “Awalnya diminta ngisi acara-acara. Tapi terus sekalian
diminta untuk mengemas acara. Akhirnya karena kepercayaan klien yang melihat
bagaimana kita mengemas ide, tahun 2001 sekalian membuat event orginizer,”
jelas Silvi.
Beberapa
klien pun datang dari bidang yang berbeda-beda. Mulai dari bidang properti,
telekomunikasi, dipercaya untuk menggarap seminar pendidikan, even otomotif,
alat-alat kesehatan, hingga klien di bidang penerbangan.
“Awalnya
saya dulu waktu di Semarang memegang posisi assisten manager sebuah produk
kecantikan. Peran saya juga terkadang menuntut saya untuk mempromosikan
produk,. Dari situlah saya jadi mengenal bagaimana mempromosikan sesuatu lewat
kegiatan,” cerita Silvi.
Wanita
yang mengaku tidak ingin main-main dalam menggarap EO ini pun sampai mengikuti
beberapa kursus bagaimana mengelola EO sewaktu di Jakarta. Dan ketika berada di
Batam, untuk membantu kesuksesan EO-nya, Silvi juga menjalin hubungan dengan
para EO lainnya.
“Jadi kalau ada acara dan saya kewalahan atau mungkin ada
tawaran yang itu bukan bidang saya, saya akan hubungi rekan EO yang lain untuk
membantu atau menangani,” imbuh Silvi.
Nama Silhouette sendiri akhirnya banyak dipakai oleh
para kliennya berkat informasi rekomendasi dari mulut ke mulut. Rekomndasi ini
pun tak hanya berasal dari klien asal Batam yang membutuhkan jasanya. Bahkan
jika ada produk nasional yang ingin menyelenggarakan acara seperti dari
perancang Ramli atau Rudi Hadisuwarno, mereka mempercayakan nama Silhouette
untuk menggarapnya.
Sedangkan untuk menyikapi persaingan, Silvi mengaku
justru tidak ingn terjebak kepada sikap menjelek-jelekkan EO lain. “Kalau kita
nggak dipercaya, ya kita mesti belajar dan bukan menjelek-jelekkan EO lain,” ujarnya
diplomatis.
Untuk
menggarap semua itu, tentunya proses kreatiflah yang dibutuhkan untuk mengemas
acara sesuai dengan permintaan. Tentunya disesuaikan juga dengan tujuan yaitu
segmen yang akan dibidik.
Dalam
pelaksanaannya, Silvi pun bekerja bersama timnya yang kebanyakan berasal dari
para modelnya sendiri. “Mereka selain belajar modelling di sini, juga jadi bisa
belajar tentang mengelelola sebuah acara. Dan mereka juga bisa mendapatkan uang
kok dari kegiatan tersebut,” ujar Silvi.
Wanita
asal Semarang ini pun memiliki tolak ukur kesuksesan atas kerja timnya. Jika
acara yang dikemasnya banyak dikunjungi orang, acara lancar, serta dapat
mencapai target yang diinginkan, maka kepuasan pun bisa diraihnya. “Puas itu
apabila klien mencapai target,” imbuhnya. (ika)
Tips
Jika Ingin Terjun Di Bidang EO:
Saat
ditanya tentang apa saja yang bisa dijalani bagi mereka yang ingin terjun di
dunia EO, Silvi memberikan beberapa tips ringkas berikut ini:
1.
Miliki spesifikasi tertentu. Jika sudah ditetapkan, pelajari seluk beluknya. Di
jakarta sendiri, kerap diadakan beberapa kursus singkat tentang bagaimana
mengelola EO. Sedangkan di Singapura, ada sekolah khusus dengan pendidikan
jurusan semacam ini.
2.
Kumpulkan beberapa orang untuk membuat tim khusus. Mereka inilah nantinya yang
akan mengerjakan beberapa tugas dengan bagian-bagian tersendiri.
3.
Atur atau manajemeni dengan baik dan profesional.
4.
Jangan takut untuk mewujudkan ide gila yang inovatif tapi bisa diterima
masyarakat. Sebisa mungkin, hindari penawaran ide yang monoton. Usahakan
munculkan ide tema acara yang menarik dan berbeda.
5.
Tentukan segmen yang akan dibidik. Apakah masyarakat umum, ataukah kelas
tertentu seperti kalangan menengah ke atas.
6.
Miliki jaringan relasi sponsor. Terkadang pihak pemakai jasa EO juga telah
memiliki sponsor-sponsor tertentu. Tapi tidak menutup kemungkinan, acara bisa
makin sukses dengan kehadiran sponsor tambahan. Jika ini dimiliki, akan menjadi
nilai plus bagi EO itu sendiri.
7.
Harus bisa memanejemen emosi. Kerja EO apalagi jika makin dekat dengan hari H
penyelenggaraan acara, biasanya amat rentan bersinggungan emosi antara personel
EO itu sendiri. Cermati dan miliki kemampuan untuk memanajemen emosi di
saat-saat seperti ini.
8.
Untuk mereka yang baru terjun, utamakan kualitas dan bukan profit. Jika klien
sudah membuktikan kualitas dari kerja sebuah EO, maka di kesempatan lain, EO
ini pun akan digunakan lagi jasanya. Selain itu, pihak lain yang telah
mendengar kelebihan EO ini pun akan bisa berkemungkinan menjadi klien baru.
9.
Coba juga terjun ke kegiatan sosial. (ika)